Jumat, 31 Mei 2013

Role of Fisheries Sector in Supporting Poverty Alleviation



Fishery commodities play an important role in reducing poverty, hunger and malnutrition. This sector serves as the sources of employment, income, food, and foreign exchange in international trade. In 2010, Indonesian fishery sector absorbed 54.8 million workers and sustain the lives of 660-820 million people. Asia accounts for over 60 percent of world fish production and the majority come from small and medium micro enterprises.

"128 million tons of fish is directly consumed as food, helping to reduce hunger, poverty and malnutrition in the world. The world consumption of fish is on average 18.4 kilograms per capita and 47 percent of fish production comes from aquaculture," said Director of Fisheries and Aquaculture Resources Division, Food and Agriculture Organization (FAO), Prof. Indroyono Soesilo in the Stadium Generale 'World Fisheries and Aquaculture Development and Position of Indonesian Fisheries', Saturday (25/5) at Bogor Agricultural University (IPB) Darmaga.

This activity, organized by the Faculty of Fisheries and Marine Sciences (FPIK-IPB), is part of a series of activities in IPB 50th  Anniversary. Unfortunately over the last ten production of capture fish has decreased .

"We can now expect aquaculture businesses to increase fush production," said Director of FAO of the first Indonesian origin. 

Moreover, Prof. Indroyono said, to maintain a sustainable development of aquaculture and capture fisheries we must conserve marine biodiversity and ecosystems, maximize the utilization of fish-based food and optimize socio-economic benefits for the community.

"We also have to optimize marine biological resources other than fish like seaweed as raw material for medicines, food, cosmetics, biotechnology, textiles, ceramics and so on," he emphasized. (Mtd)

Source : http://news.ipb.ac.id/news/en/6b91d819daffb3d30d501f460cc5441a/role-of-fisheries-sector-in-supporting-poverty-alleviation.html

Jumat, 22 Februari 2013

Mengenal Rumpon



Mengenal Rumpon 

Dalam operasi penangkapan ikan, tentunya akan lebih mudah apabila nelayan tidak perlu repot-repot mencari daerah penangkapan ikan (fishing ground) sehingga menghemat waktu, energy dan biaya. Pada umumnya kapal-kapal perikanan akan berangkat dari pelabuhan pangakalan (fishing base) menuju daerah penangkapan ikan (fishing ground) untuk mencari gerombolan (schooling) ikan dengan menggunakan alat bantu seperti fish finder, radar, sonar dan alat akustik lainnya serta pengalaman dan petunjuk alam yang dimiliki oleh nelayan itu sendiri. 

Bicara pengalaman dan petunjuk alam, biasanya dalam sebuah kapal penangkap ikan ada seorang nelayan yang bergelar “fishing master” yang bertugas untuk menentukan dimana lokasi penangkapan ikan. Karena keahlian, pengalaman dan bakat yang dimilikinya, maka ia diberikan kepercayaan untuk menentukan keberadaan fishing ground tersebut. tugas seorang fishing master saat ini sudah terbantukan dengan adanya fish finder dan alat akustik lainnya dalam mencari fishing ground, namun pada kapal-kapal perikanan tradisional mereka masih menggunakan feeling mereka serta petunjuk alam. 

Nah, bicara kembali dalam operasi penangkapan ikan, tentunya akan lebih hemat energi dan waktu jika ada kita bisa membuat atau menentukan fishing ground sendiri, sehingga tidak perlu banyak upaya untuk mencari schooling ikan yaitu dengan menggunakan alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon (Bahasa Filipina: payaw). Rumpon tidak termasuk alat penangkap ikan, namun tergolong dalam alat bantu pengumpul ikan (Fish Aggregating Device/FAD) yang berfungsi untuk menarik perhatian ikan, sehingga ikan akan berkumpul di daerah sekitar rumpon. Umumnya alat-alat tangkap yang memanfaatkan rumpon adalah pukat cincin (purse seine), lampara dasar, payang, dogol, pukat ikan dan pancing. 

Rumpon menarik perhatian ikan dengan cara memanfaatkan tingkah laku ikan itu sendiri karena ikan akan berkumpul didaerah sekitar rumpon untuk berlindung (shelter), mencari makan (feeding ground) dan mungkin saja mencari pasangannya (dating place), hehehe..just kidding. 

Berdasarkan posisi pemasangannya, rumpon diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
  1. Rumpon dasar (untuk mengumpulkan ikan-ikan demersal) dan 
  2. Rumpon permukaan/kolom perairan (untuk mengumpulkan ikan-ikan pelagis). 


Sedangkan berdasarkan kedalaman laut pemasangan rumpon tersebut, diklasifikasikan menjadi:
  1. Rumpon laut dangkal (<200m li="">
  2. Rumpon laut dalam (>200 M). 


Material rumpon bisa terbuat dari bahan-bahan alami yang bersifat organik dan disukai ikan, seperti pelepah kelapa dan ada juga yang terbuat dari bahan sintetis seperti jaring bekas atau pita plastik untuk rumpon-rumpon modern. Konstruksi rumpon itu sendiri cukup sederhana, terdiri dari: 
  1. Pelampung, yang berfungsi sebagai penanda, pada rumpon tradisional biasanya terbuat dari bambu yang dirangkai seperti rakit, rangkaian blong plastik, bahkan ada juga yang membuat seperti rumah-rumahan di atasnya. Sedangkan pada rumpon-rumpon modern pelampungnya menggunakan rangkaian drum bekas oli yang dilapisi fiberglass dan pelat besi yang dibuat seperti torpedo atau ponton. 
  2. Tali payaw, biasanya terbuat dari rantai, tali baja (wire rope), atau tali polyethylene(PE). 
  3. Atraktor, bisa terbuat dari bahan-bahan alami seperti daun kelapa ataupun bahan-bahan artificial seperti jaring bekas dan pita plastik yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan. 
  4. Jangkar atau pemberat, berfungsi agar rumpon tenggelam di dalam air dan mencegah rumpon hanyut terbawa arus. Bahan untuk pemberat biasanya terbuat dari beton cor atau drum yang dicor semen. 

 Gambar konstruksi rumpon dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
  Sumber gambar: BBPPI semarang 

 Bagaimana dengan perizinan pemasangan rumpon? 

Saat ini pemasangan rumpon-rumpon tradisional ataupun modern masih banyak yang belum memperoleh ijin dari pemerintah yang berwenang. Padahal aturan untuk pemasangan rumpon sudah jelas diatur dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 30/MEN/2004 tentang Pemasangan dan Pemanfaatan Rumpon. Dalam Kepmen tersebut, disebutkan pada pasal 3 bahwa “perorangan atau perusahaan berbadan hukum yang akan memasang rumpon wajib terlebih dahulu memperoleh izin”, izin tersebut diberikan oleh: 
  1. Bupati/Walikota atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang perikanan, untuk pemasangan rumpon di wilayah perairan 2 mil laut sampai dengan 4 mil laut; 
  2. Gubernur atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang perikanan, untuk pemasangan rumpon di wilayah perairan di atas 4 mil laut sampai dengan 12 mil laut; 
  3. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap atau pejabat yang ditunjuk, untuk pemasangan rumpon di wilayah perairan di atas 12 mil laut dan ZEE Indonesia; 


Kenapa Perlu Izin Untuk Pemasangan Rumpon? 

Tentunya kita sebagai masyarakat awam akan bertanya-tanya, kenapa perlu ada ijin dalam pemasangan rumpon? Padahal kan pemerintah tidak akan tahu seandainya kita akan memasang rumpon. Nah, sebagai masyarakat perikanan yang arif dan bijak, kita harus mengetahui bahwa pemberian izin tersebut bertujuan untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Pemberian izin rumpon tidak akan dberikan jika pemasangan rumpon tersebut menggangu alur pelayaran, jarak pemasangannya yang terlalu dekat antara rumpon yang satu dengan yang lainnya (Min. 10 Mil laut). 

Pemberian izin rumpon harus memperhatikan daya dukung sumber daya ikan dan lingkungannya. Tak jarang, pemasangan rumpon ini menimbulkan banyak konflik, seperti rumpon yang ditabrak oleh kapal-kapal niaga atau perikanan lainnya yang melintas di perairan tempat pemasangan rumpon. Untuk menghindari konflik-konflik tersebut serta demi menjaga kondisi sumber daya ikan agar lestari, sudahkan anda melaporkan rumpon anda? Karena apabila tidak ada izin pemasangan maka akan dikenakan sanksi pembongkaran rumpon dan sanksi administratif berupa pembekuan Izin Usaha Perikanan (IUP) dan pencabutan Surat izin Penangkapan Ikan (SIPI).

Jumat, 11 Januari 2013

Mengenal Mesin Kapal Perikanan


Salah satu komponen yang terpenting dalam satu kesatuan armada penangkapan ikan adalah kapal perikanan. Selain dari, alat tangkap, alat bantu, dan nelayan itu sendiri. Kapal merupakan sebuah benda apung yang memerlukan sebuah sistem penggerak untuk dapat berlayar atau melaju di perairan. Sistem penggerak itu sendiri terdiri dari 1) Sumber penggerak (Prime Mover), baik yang bersumber dari alam (angin) maupun dari mesin atau bisa juga tenaga manusia itu sendiri, dan 2)Alat Penggerak (Propulsor) seperti layar, propeller atau dayung. Dalam postingan kali ini saya akan membahas sistem penggerak denga tenaga mesin saja. Tentunya bagi kita yang bekerja di bidang perikanan khususnya perikanan laut sudah tentu sering melihat mesin kapal. Untuk menambah wawasan mari kita bedah apa itu sebenarnya mesin kapal dan apa saja jenis mesin yang digunakan pada kapal-kapal perikanan.

Secara sederhana, berdasarkan desain atau peruntukkannya, mesin kapal dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Marine Diesel Engine/Mesin Kapal (Marine Use)
Marine Diesel Engine adalah tipe mesin yang memang didesain dan diperuntukkan penggunaannya untuk  kapal laut dalam hal ini kapal perikanan. Bahan bakar untuk jenis mesin ini menggunakan bensin dan solar. Pada umumnya kapal-kapal perikanan modern sudah menggunakan jenis mesin ini.

2. Marinized Engine/Mesin Darat (Automotive Diesel Engine & Stationary Diesel Engine)
Untuk Marinized Engine ini sebenarnya adalah mesin darat/otomotif yang dimodifikasi agar dapat digunakan pada kapal perikanan yang beroperasi di laut. Pada umumnya mesin-mesin yang dimodifikasi adalah seperti motor diesel darat (non-automotive) yang biasa digunakan untuk pembangkit tenaga listrik/generator, mesin bubut atau potong rumput (Stationery Diesel Engine) dan mesin diesel darat yang biasa digunakan pada kendaraan-kendaraan darat, seperti mobil, truk, bis dan lain sebagainya (Automotive Diesel Engine). Beberapa modifikasi yang dilakukan biasanya pada sistem transmisi dan sistem pendingin mesin. Adapun bahan bakar untuk mesin ini umumnya menggunakan bahan bakar solar. Mesin tipe ini pada umumnya digunakan pada kapal-kapal perikanan skala kecil/tradisional.

Sedangkan berdasarkan tata letaknya, mesin kapal dikategorikan sebagai berikut:

1. Inboard Type(Motor Dalam)
Dikatakan mesin inboard karena mesin ini terletak dalam lambung kapal (kasko) atau dibawah geladak dan terpasang duduk pada pondasi mesin sehingga propeller shaft menembus dinding lambung kapal (linggi baling-baling).

2. Outboard Type (Motor Luar)
Dikatakan mesin outboard karena mesin ini tidak terletak di dalam lambung kapal,  atau secara kasat mata pun kita dapat melihatnya langsung tanpa mesti repot-repot turun ke ruang mesin seperti mesin inboard. Biasanya mesin outboard ini terpasang duduk pada transom buritan kapal atau pada salah satu sisi bulwark atau di atas geladak buritan kapal sehingga propeller shaft tidak menembus dinding lambung kapal.

Sekian dulu penjelasan mengenai jenis-jenis mesin kapal, semoga bermanfaat dan membantu bagi anda yang awam dalam hal perikanan.

Jumat, 04 Januari 2013

Mari Menabung Dengan Cara yang Benar

Tak sengaja pagi ini saya membaca sebuah artikel di yahoo, dan saya pikir cukup menarik dan perlu saya share juga sebagai reminder bagi saya. Walaupun saya cuma copas, karena akhir-akhir ini masih sibuk dengan pekerjaan, saya harap dapat bermanfaat bagi kita semua. Ok..gak usah panjang lebar, silahkan dinikmati.

Mendengar kata "menabung", banyak orang yang otomatis mengasosiasikannya dengan gaya hidup hemat. Akhir-akhir ini malah kata menabung dan berhemat malah kadang berkonotasi negatif karena cenderung terkesan serba pelit terhadap segala sesuatu. Tetapi menabung bukan hanya sekedar hidup hemat. 

It’s so much more than just spending less money. So let’s try a new perspective:
 menabung adalah cara kita ‘membayar’ diri sendiri di masa depan dengan menyisihkan sebagian pendapatan kita hari ini. Menabung bukan lagi merupakan celengan yang hanya diisi uang receh dari sisa-sisa belanja atau rekening dengan saldo yang naik turun karena ada ATM yang memungkinkan kita menarik dana setiap saat.  

Idealnya, menabung menjadi fokus utama. Jangan menunggu sisa penghasilan untuk ditabungkan, karena di masa yang akan datang kita pasti akan membutuhkan dana yang kita sisihkan saat ini.

Memang pada kenyataannya, seringkali hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Banyak sekali tantangan menabung, antara lain menetukan berapa yang harus kita tabung, apakah produk yang tepat untuk digunakan, dan bagaimana memastikan uang yang sudah kita sisihkan tidak kita sabotase dikemudian hari. 

Jadi, bagaimanakah cara yang tepat untuk mulai menyusun tujuan finansial yang realistis dan mengoptimalkan uang yang kita miliki? Berikut langkah-langkahnya:

1. Pilah-pilah utangmu

Berapa banyak penghasilan Anda setiap bulan yang digunakan untuk membayar utang? Ini dapat menyadarkan Anda bahwa melunasi utang adalah cara yang paling sederhana agar Anda bisa menabung lebih banyak. Pada sebagian orang, rasio utang terhadap pendapatan berbanding terbalik dengan rasio menabung terhadap pendapatan. Singkatnya, semakin besar cicilan utang, semakin kecil uang yang ditabung untuk kebutuhan nanti. 

Maka, tuliskan semua utang Anda dan pisahkan utang produktif seperti KPR, KPM, KPA, dan utang usaha, dengan uutang non produktif seperti cicilan kartu kredit. Sedapat mungkin, lunasi utang kartu kredit Anda. Sadari bahwa Anda sedang belajar menabung untuk masa depan dan Anda dapat menabung lebih besar jika Anda tidak perlu membayar berbagai macam cicilan utang berikut bunganya.

2. Bangun dana darurat
Satu-satunya alasan yang dapat membuat Anda menunda pelunasan utang adalah untuk membangun dana darurat Anda. Besarnya dana ini berkisar antara 4 – 12 kali dari pengeluaran Anda per bulan. Hitung kebutuhan Anda dan mulailah menabung untuk mencapainya. Membangun dana darurat dapat menjadi latihan awal Anda untuk membiasakan diri Anda menabung dengan disiplin.  

3. "Tujuan lo apa?"
...adalah pertanyaan yang menjadi trademark Ligwina Hananto, CEO QM Financial, untuk menggambarkan bahwa menabung perlu tujuan. Selain untuk membantu Anda menentukan produk yang sesuai, tujuan inilah yang nantinya membatasi diri Anda ketika Anda tergoda untuk menyabotase dana yang sudah Anda tabung. 

Jika Anda menyabotase dana pensiun, maka Anda tidak akan dapat mempertahankan gaya hidup Anda sekarang saat sudah pensiun nanti. Jika Anda menyabotase dana liburan, maka Anda hanya dapat gigit jari ketika teman-teman Anda sibuk meng-update foto liburan mereka di Facebook. Jika Anda menyabotase dana uang muka rumah, maka untuk seterusnya Anda akan tinggal dengan orangtua atau mertua, dan seterusnya. 

Maka tentukan tujuan finansial Anda dan jangan lupa untuk menentukan jangka waktu realistis yang  dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut agar Anda fokus dan semangat mencapainya. 

Untuk tujuan jangka pendek, hal ini mudah dilakukan karena Anda hanya perlu mencari angkanya dan menabung secara rutin untuk mencapainya. Untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun atau dana kuliah anak, Anda perlu memperhitungkan faktor inflasi ke dalam perhitungan Anda. Ada baiknya Anda belajar mengenai produk-produk investasi agar dana yang berhasil Anda tabung dikelola dengan optimal.

4. A journey of a thousand miles begins with a single step
Sekarang selalu merupakan saat yang baik untuk mulai menabung. Jika Anda tidak segera memulai, dana pensiun, dana liburan, dana pendidikan, dan dana-dana untuk tujuan finansial Anda lainnya tidak akan terkumpul dengan sendirinya. Sadarilah bahwa untuk mencapai kebebasan finansial yang selama ini Anda idamkan, ada proses panjang yang harus Anda lalui. 

Tidak usah terlalu stress memikirkan jika Anda gagal menabung bulan ini. Niatkan saja bahwa Anda akan lebih baik pada saat gajian berikutnya.


www.qmfinancial.com


Sumber: http://id.she.yahoo.com/mari-menabung-dengan-cara-yang-benar.html